Home » » Lagi, Pembunuhan Terjadi Atas Nama Sakit Hati

Lagi, Pembunuhan Terjadi Atas Nama Sakit Hati

Rabu, 30 April 2014 08:16


Gugum pembantai keluarga. ©2014 Merdeka.com/Mitra Ramadhan

Merdeka.com - Ramadhan Gumilang alias Gugum gelap mata ketika cintanya kepada Dewi tak mendapat restu. Atas alasan itulah, Gugum nekat menghabisi nyawa kedua orang tua serta adik bungsu Dewi, perempuan yang sudah 4 tahun dipacarinya.

Dukut (50) ayah Dewi, Heriyanti (45) Ibunda Dewi serta Pras (13) si bungsu meregang nyawa di tangan Gugum. Peristiwa sadis tersebut terjadi di rumah korban Jalan Bungur III, RT 06 RW 06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Selasa (29/4) sore.

Bak sedang kemasukan setan, Gugum menghujani kepala para korbannya dengan pukulan memakai kunci inggris serta mencabik-cabik tubuh korban menggunakan pisau dapur. Tiga korban Gugum pun tewas di tempat karena tak kuat menerima siksaan darinya.

Beruntung, Bagus (16), adik kedua Dewi berhasil lolos dari maut setelah dirinya melakukan perlawanan saat hendak dihabisi oleh Gugum. Bagus yang baru saja pulang dari sekolahnya hendak dibantai Gugum di lantai 2 rumahnya, dia bisa kabur dan langsung meminta pertolongan warga sekitar.

Berikut cerita kesadisan Gugum menghabisi nyawa keluarga pacarnya:

1.Gugum sempat cekcok mulut dengan Ibunda Dewi


Pembunuhan sekeluarga di Tangerang.

Merdeka.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menuturkan sebelum peristiwa sadis tersebut terjadi, Gugum sempat cekcok mulut dengan Heryati, Ibunda Dewi. Hal tersebut diketahui polisi berdasarkan keterangan dari Bagus, korban selamat.

Menurut keterangan Bagus, satu korban selamat, pelaku sempat cekcok mulut dengan Dewi. "Keterangan korban Bagus yang merupakan adik Dewi, diduga pelaku sakit hati karena sebelumnya cekcok mulut dengan Dewi," ujar Rikwanto.

Diduga, Heryati tidak merestui hubungan pacaran antara anaknya Dewi, dengan Gugum. Kesal dengan cekcok mulut tersebut.

Sementara itu, Zalfa Dhia (14) tetangga korban menuturkan diduga cekcok mulut antara korban Heryanti dengan pelaku dipicu akan status Gugum yang pengangguran. "Mungkin karena Gugum pengangguran," ucapnya.

2.Gugum dikenal pria yang baik

Merdeka.com - Tetangga korban pembantaian sadis Ramadhan Gumilang tak percaya akan perbuatan yang dilakukan pria yang akrab disapa Gugum tersebut. Pasalnya, Gugum yang sudah menjalin hubungan selama 4 tahun bersama Dewi, anak korban terlihat santun ketika bertamu ke rumah Dewi.

"Dia baik dan sopan orangnya. Sama keluarga korban sudah seperti saudara sendiri. Sering bantu-bantu di rumah korban seperti ngangkat galon dan lain-lain," ujar Zalfa Dhia (14), tetangga di samping rumah korban, Selasa (29/4).

"Selama ini nggak pernah berantem. Jadi saya tidak menyangka Gugum melakukan hal sadis begitu," terangnya.

3.Gugum bantai keluarga pacar dengan kunci Inggris

Merdeka.com - Ramadhan Gumilang alias Gugum harus mendekam di balik jeruji besi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya membantai keluarga Dewi, perempuan yang ia pacari sejak 4 tahun lalu. Bak kerasukan setan, Gugum menghajar Dukut (50) ayah Dewi, Heriyanti (45) Ibunda Dewi serta Pras (13) si bungsu dengan menggunakan kunci inggris.

Peristiwa sadis tersebut berawal setelah Gugum dan korban Heriyanti (ibunda Dewi) cekcok mulut diduga lantaran status Gugum yang masih pengangguran. Kalap, Gugum mengambil kunci pipa ukuran besar yang ada di rumah tersebut.

Kunci yang biasa yang digunakan untuk mengebor air itu dilayangkan ke kepala dan wajah Heryati. Akibatnya ibu tiga anak ini tewas seketika. Rupanya, saat melakukan aksi kejinya, adik kandung Dewi, Prasetyo yang baru datang dari sekolah melihat kejadian itu.

Khawatir Prasetyo teriak, Gugum pun membunuh pelajar SMP itu dengan alat yang sama. Remaja ini pun ambruk ke lantai dan tewas seketika.

Perbuatan tersebut didengar Dukut yang sedang istirahat di lantai dua. Pelaku yang sudah dirasuki nafsu setan ini menghampiri Dukut dan menghajarnya pakai alat yang sama hingga tewas.

4.Gugum sempat ingin membantai korban keempat

Merdeka.com - Bagus (16), korban yang berhasil selamat dari aksi pembantaian yang dilakukan Ramadhan Gumilang alias Gugum rupanya sempat memberikan perlawanan saat akan dihabisi. Awalnya, Bagus yang baru saja pulang dari sekolah diajak ke lantai 2 oleh Gugum, sekitar pukul 15.30 WIB.

Siswa kelas II SMK N 6 Kota Tangerang tersebut belum menyadari bahwa kedua orang tua serta adiknya, Prasetyo (sebelumnya ditulis Fras) telah tewas dibunuh.

"Di dalam rumah dia bertemu Gugum. Bagus melihat ada darah ditangannya. Tapi Gugum bilang kalau dia habis berkelahi dengan anak Kota Bumi. Lalu Bagus diajak Gugum naik ke lantai dua," ujar salah satu tetangga korban, Tatang Murdio (56), Selasa (29/4).

Benar saja, saat tiba di lantai 2, Gugum langsung menghantam kepala Bagus dengan kunci pipa. Untungnya, hantaman yang menimpa kepala Bagus tidak terlalu keras sehingga tak membuatnya terkapar. Bagus pun melawan.

"Bagus sempat teriak minta tolong. Saya mendengarnya langsung saya samperin. Tapi saat saya panggil, Gus.. Bagus.. tidak ada jawaban. Ternyata saat itu dia sedang rebutan kunci pipa," jelas Tatang.

Tatang yang mengira teriakan itu hanya karena perkelahian biasa dengan keluarga tidak merasa curiga dan membiarkannya. Kecurigaan Tatang muncul begitu melihat Bagus berlari keluar rumah dengan kondisi kepala berlumuran darah.

"Bagus kabur setelah berhasil merebut kunci pipa. Dia teriak, saya dipukul dia, saya dipukul dia. Saya dan tetangga belum ngerti yang Bagus sebut itu siapa," ucap Tatang seraya menirukan perkataan Bagus.

Menurut Tatang, warga juga belum menyadari jika tiga anggota keluarga Bagus telah tewas. Warga mengira kalau Bagus hanya berkelahi dengan Gugum.

"Karena warga curiga, kami memeriksa ke dalam rumah. Ternyata Ibu Heriyanti dan Prasetio sudah tewas berlumuran darah. Tapi kita juga belum tahu kalau pak Dudut juga tewas di lantai dua. Hal tu baru diketahui setelah polisi datang memeriksa rumah," jelasnya.

Pelaku sendiri berhasil ditangkap warga saat mencoba melarikan diri dari lewat atap rumah. Warga mengepungnya di sudut gang yang tak jauh rumah korban.

"Dia sedang cuci tangan di rumah warga. Saat ditangkap dia diam saja tidak melawan. Tadinya mau dipukulin, tapi dilarang sama warga lain. Dia langsung digiring ke Polsek Jatiuwung," pungkas Tatang.

5.Menyesal, Gugum akui semua perbuatannya

Merdeka.com - Berkat kesigapan warga, Ramadhan Gumilang alias Gugum berhasil diringkus. Gugum dibekuk warga saat mencoba melarikan diri dari lewat atap rumah. Warga mengepungnya di sudut gang yang tak jauh rumah korban.

Ketika tengah cuci tangan membersihkan bercak darah yang menempel di salah satu rumah warga, Gugum pun dibekuk. Saat ditangkap dia diam saja tidak melawan. Warga yang awalnya hendak memberikan bogem mentah pun akhirnya mengurungkan niat mereka lantaran dilarang oleh warga lainnya.

Gugum pun langsung digiring warga ke Polsek Jatiuwung. Kepada penyidik, Gugum mengakui perbuatan sadisnya tersebut.

"Saya menyesal, karena saya kalap, hubungan saya tak direstui. Pastilah saya menyesal," kata Gugum di Polresta Tangerang, Selasa (29/4).

Duh para sista kalo cari pacar jangan cari yg psikopat donk, anggota keluarga jadi habis
Mending gak usah pacaran biar aman, jaga kesucian hati sampai saat itu tiba

Ada yg gak sepakat hukuman mati buat Gugum gan?

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/53605729c0cb1766088b4575

Hosting

Hosting
Hosting

TryOut AAMAI

Hosting Idwebhost

Hosting Idwebhost
Hosting Handal Indonesia

Belajar Matematika SD

Popular Posts

Arsip Kaskus HT

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger